Mahasiswa Prodi Sistem Informasi mengikuti Workshop Kiat Menjadi Seorang Sotware Developer
Jakarta Bsi-News
Perkembangan teknologi digital berdampak pada kebutuhan akan software developer. Perkembangan tersebut menjadi sebuah peluang bagi para mahasiswa IT untuk bisa mengambil bagian dalam hal sebagai seorang developer. Permasalahannya adalah menjadi seorang software developer masih menjadi sesuatu yang membuat mahasiswa bingung untuk memulai dari mana.
Program Studi Sistem Informasi (D3) kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) melaksanakan webinar dengan judul “How To be Software Developer” pada tanggal 17 Juni 2021. Tujuan diadakannya webinar ini adalah untuk memberikan gambaran apa itu software developer serta bagaimana menjadi seorang software developer serta bagaimana cara kerjanya. Sebagai program studi yang melahirkan lulusan dengan background teknologi, tentunya diharapkan mahasiswa mampu membaca peluang bidang teknologi digital atau bahkan menciptakan sesuatu hal baru berbasis teknologi digital.
Pembicara pada webinar ini adalah Faridh Wisanggeni, beliau merupakan praktisi IT yang sudah 13 tahun menggeluti profesi dibidang IT. Pak Faridh pernah bekerja di Bhinneka serta Gojek sebagai software developer.Kini ia fokus di G2 Academy sebagai Software Architecture Development. Selain Pak Faridh sebagai pembicara utama, ada juga Bapak Sriyadi selaku kaprodi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika yang memaparkan materi mengenai berpikir kreatif.
Dalam pemaparan materinya, Pak Sriyadi selaku narasumber pertama, beliau menjelaskan mengenai konsep berpikir kreatif yang harus dimiliki mahasiswa. Dengan berpikir kreatif, mahasiswa akan bisa membaca peluang dan mencari solusi akan sebuah permasalahan yang ada, ujar beliau dihadapan 320 peserta webinar yang hadir secara daring menggunakan aplikasi zoom.
Selanjutnya adalah materi utama yang disampaikan oleh Pak Faridh. Diawali oleh penjelasan mengenai Rules Engineeer, beliau menekankan betapa pentingnya sebuah PRD (Product Requirements Document) dalam membuat sebuah project. Dengan adanya PRD, maka projek yang dibuat akan terukur dengan baik.
Ketika anda ingin membangun sebuah program, pastikan adalah merancang alurnya mulai dari perancangan database, alur proses juga dengan menggunakan activity diagram dan use case serta alur programnya dengan sequence diagram, ujar pak faridh. Dengan pengerjaan yang terstruktur, maka program yang dihasilkan akan jauh lebih baik. Ia pun menambahkan, banyak hal yang sebenarnya tidak diperlukan dalam sebuah aplikasi yang akhirnya ada karena kita tidak menyusun PRDnya dengan baik.
Sebuah tips dan trick diberikan oleh pak faridh kepada mahasiswa dalam merintis karir sebagai software developer. Perbanyak belajar bahasa pemrograman, minimal sampai tahap tahu. Lalu fokus pada apa yang memang paling kita sukai dan mengerti. Bergaul dengan orang-orang yang sesuai minat, bisa mengikuti komunitas atau forum-forum IT salah satunya. (AIY)