Mengenal Filosofi Editing Film dan Televisi
Jakarta, BSINews – Industri film dan televisi, sangat berkembang pesat dari segala aspek dan lini, khususnya dalam sistem editing. Hal ini, membuat Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar seminar ‘Filosofi Editing Film dan Televisi’. Bertempat di Aula Universitas BSI kampus Kalimalang, Jumat (22/6) silam.
Pembicara yang dihadirkan ialah Ir. Hengky Christiawan yang merupakan Creative Director dari PT. Karnos Film. Hengky menjelaskan bahwa, editing dalam produksi visual adalah kegiatan memilih gambar yang layak, memilah materi sesuai makna dan meletakkan gambar dengan tatanan seni dan psikologi untuk membangun atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Kenali dunia film dan televisi
“Editing dalam produksi visual mengetengahkan sebuah bentuk disiplin ilmu yang meletakkan ‘rasa’ sebagai fundamental pencapaian makna. Artinya, hasil dari editing tersebut haruslah mampu menyentuh khalayak dengan tujuan skenarionya. Sebagai contoh film horor, tentu pemirsa merasa takut, film drama tentu pemirsa merasa tersentuh dan lain sebagainya,” jelas Hengky dalam rilis yang diterima, Selasa (12/7).
Baca juga: Suka Buat Film, Ini Pentingnya Pahami Teknik Kamera dan Pencahayaan Dalam Film
Lanjutnya, editing menjadi tugas seorang editor yang harus mampu meramu dua unsur dalam diri manusia, yakni unsur emosional (antara lain: membuat mereka tertawa, menangis/berteriak, menjerit ketakutan, dll) dan unsur mental (antara lain: membuat mereka berpikir, mengira, mengantispasi, dll) menjadi sebuah karya audio visual yang bermutu dalam film dan televisi.
“Tugas terpenting seorang editor, membuat komposisi susunan gambar dengan unsur artistik, informatif dan optimal melalui fungsi disiplin ilmu yang dimilikinya dengan penuh tanggung jawab, sehingga dapat menyempurnakan sebuah tayangan. Mampu memberikan inisiatif dan jujur pada seni dengan menganggap apapun hasil karyanya menjadi sebuah keunikan tersendiri yang berusaha mencapai hasil seoptimal mungkin, serta dapat bekerja sama sebagai satu tim, mendengarkan pihak lain dan mau meletakkan diri sebagai pemirsa demi tersampaikannya pesan secara masif,” imbuhnya.
Teknik dasar dari seorang editor, selain membaca naskah adalah melatih kepekaan ‘decoupage’. Sangat penting bagi seorang editor membaca dan mengerti naskah secara keseluruhan agar memahami dasar dan ide penulisan secara makro dan mikro. Mau meluangkan waktu mempelajari footage yang dihasilkan, dengan tidak saja berdasarkan hasil camera report, namun juga melihat kemungkinan lain dari footage yang mungkin bermanfaat.
Baca juga: Prodi Ilmu Komunikasi Universitas BSI Siap Gelar Coaching Clinic-Simulasi Siaran
Mempelajari Gestur, mimik dan dialog juga sangat perlu, sehingga memiliki kepekaan countinity yang baik dan berusaha mencapai hasil maksimal dari kadar emosi yang berusaha di tekankan oleh sang sutradara.
“Diantara beberapa aspek dan Teknik editor yang harus di kuasai adalah Framing. Itu berarti harus memutuskan dimanakah dan bagaimanakah objek gambar akan ditempatkan dalam frame. Kamera dan lensa adalah perpanjangan dari mata. Maka harus mempertimbangkan bahwa gambar dalam film dan televisi, nantinya bisa meyakinkan audiens mengenai informasi yang mau disampaikan melalui objek gambar dan menyertakan kenyamanan tentunya,” tutupnya.(ACH)