Strategi Komunikasi yang Jitu Dalam Penanganan Krisis PR

0 170

BSINews, Jakarta–Dalam rangka menunjang proses pembelajaran secara praktik, Prodi Hubungan Masyarakat Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar webinar dengan tema “Strategi Efektif Penanganan Krisis PR“. Kegiatan berlangsung secara daring, melalui zoom pada Senin (20/6) lalu.

Baca Juga: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Dalam Bidang PR

Kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswa semester 4 dari Prodi Hubungan Masyarakat Universitas BSI serta sebagai penunjang salah satu mata kuliah Manajemen Krisis Public Relation.

Jojo S. Nugroho yang mengisi materi, merupakan seorang Managing Director IMOGEN Public Relations. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa, hal yang harus dilakukan pertama saat Krisis PR terjadi adalah tetap tenang dan jangan panik. Untuk itu, kita perlu cek dulu faktanya, apakah itu berita HOAX (Fake News) atau bukan, dan kemudian segera bentuk crisis response team.

“Setelah memiliki fakta dan gambaran yang jelas, maka lakukan mapping stakeholder kita. Siapa mereka dan dan bagaimana menjangkaunya. Langkah lainnya adalah menunjuk juru bicara/spokesperson yang akan menjelaskan semua data dan informasi yang dibutuhkan publik/media, dan mencegah kebocoran informasi dari sumber internal yang tidak berwenang, serta perlu menyusun strategi komunikasi yang jitu untuk menyelamatkan reputasi perusahaan melalui berbagai saluran komunikasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ita Suryani selaku Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat Universitas BSI memberikan arahan bahwa kegiatan webinar ini merupakan agenda rutin prodi dalam rangka menggali ilmu dari praktisi public relations terhadap materi pembelajaran dan salah satunya Manajemen Krisis PR ini.

Baca Juga: Meningkatkan Kreaktifitas Dibidang Humas

”Mahasiswa dapat berperan aktif dalam kegiatan webinar ini, hal yang perlu dilakukan dalam penanganan krisis PR adalah pertama, melakukan pemetaan terhadap pihak-pihak yang terpengaruh oleh isu tersebut. Kedua mengidentifikasi berbagai saluran komunikasi yang bisa kita gunakan, untuk menyelesaikan krisis. Ketiga, menunjukkan usaha ingin menyelesaikan masalah, dan terakhir, ingatlah untuk berempati menanggapi masalah yang emosional/sensitif,“ tutupnya.(RDX)

Leave A Reply

Your email address will not be published.