Jakarta, BSINews — Program studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses mengadakan seminar bertajuk Future Risk Management Trends in The New Normal. Seminar ini dilaksanakan di aula Gedung Rektorat Universitas BSI kampus Kramat, pada Kamis (24/11) silam.
Baca juga : Prodi Administrasi Bisnis Gelar Seminar Menuju Profesionalisme Bidang Administrasi Bisnis di Era Digital
Dipandu oleh Alan Budi Kusuma, narasumber yang dihadirkan ialah Hidayat Priharjanto yang merupakan General Manager PT ISTEM dan ACTEM. Nurvi Oktiani selaku ketua prodi (Kaprodi) Manajemen Universitas BSI dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa mahasiswa prodi Manajemen harus paham mengenai manajemen risiko.
“Karena didalam manajemen risiko, kita dapat menjalankan suatu bisnis atau usaha yang penting dilakukan untuk melindungi organisasi dari risiko yang menghambat pencapaian, tujuan dan berbagai hal yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dimana manajemen risiko ini juga sangat penting dalam hal pengetahuan ketika nantinya mahasiswa bekerja sebagai HSE (health, safety, environtment) disalah satu perusahaan,” ujar Nurvi dalam rilis yang diterima, Kamis (1/12).
Seminar Future Risk Management Trends in The New Normal
Pada pemaparannya, Hidayat Priharjanto menjelaskan tidak ada kegiatan tanpa risiko. Setiap bisnis pasti menghadapi risiko operasional manajemen risiko, membantu menghilangkan atau mengendalikan risiko, sehingga memastikan masa depan perusahaan serta keselamatan, Kesehatan dan kesejahteraan semua pekerja.
“Proses atau perencanaan untuk menghindarkan terjadinya gangguan terhadap bisnis perusahaan serta penerapan sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur, dan praktik di lapangan dalam rangka mengidentifikasi, menganalisis, memantau, dan mengendalikan risiko dimana memiliki prinsip atau filosofi ‘plan for the best, but prepared for the worst’,” jelas Hidayat.
Ia menambahkan, kondisi perusahaan saat pandemic covid-19 ada beberapa yang ahrus diketahui, diantaranya karyawan & tamu wajib ikuti protokol Kesehatan. Update informasi perkembangan covid-19, kapasitas di 75-90%, tidak ada pengurangan karyawan, multi skill untuk cover jika ada yang terkena covid, investasi (tidak melakukan pembelian mesin, kebijakan pemerintah cenderung membantu serta Deviden dapat karena produksi masih stabil & kualitas terjaga.
Baca juga : Seminar Profesionalisme Jurusan Akuntansi dan Manajemen Pajak
“Tantangan dan strategi industri tekstil dilihat dari segi operasional, tidak memungkinkan WFH, perlu pengaturan waktu kerja, kemudian Pasokan bahan baku dan bahan penolong (import), Pertumbuhan ekonomi nasional dan dunia serta Terkait isu krisis 2023, banyak status menunggu,” tutupnya. (LAG)