Mahasiswa Prodi Public Relation Lakukan Kunjungan Ilmiah ke Museum Penerangan TMII

0 160

Jakarta, BSINews — Program studi (prodi)  Public Relation (Hubungan Masyarakat) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses mengadakan kunjungan ilmiah ke Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa ini, dilaksanakan pada Rabu (30/11) silam.

Baca juga : Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa Melalui Uji Asesmen Sertifikasi Kompetensi Skema Public Relations Officer

Ita Suryani selaku ketua prodi (Kaprodi) Public Relation Universitas BSI  dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini berkesinambungan dengan mata kuliah Digital Public Relations dan Marketing Public Relations. Sehingga, adanya kunjungan ilmiah ini dapat menambah wawasan mahasiswa perihal sejarah informasi dan komunikasi serta bagaimana pelaksanaan strategi kehumasan pada lingkup museum.

“Kekuatan digitalisasi saat ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan museum. Dengan merebaknya media sosial maka dengan mudah masyarakat akan membagikan informasi mengenai kegiatan mereka dengan cara mudah saat ini yakni membuat konten kreatif. Dari sinilah awal mula sebuah destinasi wisata akan mulai terkenal/viral di masyarakat, tidak terkecuali museum,” ungkap Ita dalam rilis yang diterima, Selasa (6/12).

Ia berharap kedepannya museum dapat menjadi salah satu destinasi yang diminati masyarakat tidak hanya bagi pencari informasi tugas sekolah/kuliah melainkan sebagai objek wisata keluarga serta kegiatan kunjungan ilmiah ke museum penerangan menjadi sebuah kegiatan yang berkelanjutan.

Kunjungan Ilmiah ke Museum Penerangan TMII

Pada kunjungan ilmiah ini, Museum Penerangan TMII telah menghadirkan narasumber dari berbagai divisi, diantaranya Vetri Ridha Bhineka selaku Ketua Pokja Layanan, Wildan Fajar selaku Pokja Edukasi, Fransisca Melinda Rosaria selaku Pokja Kemitraan dan Fathiyah Laras selaku Ketua Tim Medsos.

Vetri mengungkapkan bahwa Museum Penerangan memiliki tugas dalam melaksanakan pelestarian dan pelayanan kepada masyarakat mengenai benda bernilai sejarah dan ilmiah di bidang komunikasi dan informatika. Senada, Wildan menambahkan bahwa museum identik dengan kuno dan scary, bahkan tidak diminati untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata.

Baca juga : Membentuk Skill Profesionalisme Public Relations

“Hanya saja dengan perkembangan digitalisasi saat ini yakni adanya internet dan media sosial, museum sudah mulai banyak dikunjungi masyarakat dengan berbagai maksud dan tujuan seperti mencari lokasi/spot foto yang unik, memenuhi tugas sekolah/kuliah hingga pada kunjungan sekolah. Kemudian kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat diposting pada media sosial sehingga banyak yang melihat dan memberikan komentar,” tutup Wildan. (LAG)

Leave A Reply

Your email address will not be published.