Jakarta , BSINews –Perkembangan dunia digital saat ini telah merambah hingga ke seluruh aspek kehidupan, dan telah mengubah tatanan sosial, perilaku dan kebiasaan. Baik individu maupun instansi giat menyiapkan berbagai macam perubahan-perubahan seperti layanan, sistem kerja, dan jenis pekerjaan lainnya dalam menghadapi era digital ini.
Baca Juga: Dukung World Class University, Pustakawan Universitas BSI Ikuti Seminar Nasional Perpustakaan
Demikian halnya dengan perpustakaan yang mengharuskan perubahan mendasar dalam aspek layanan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang lebih optimal di era digital. Untuk itu, sebagai kampus digital kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar pelatihan pengolahan perpustakaan di era digital, di Rektorat Universitas BSI Kramat 98, Kamis (23/2/2023).
Acara ini dihadiri oleh perwakilan pejabat sekolah, perwakilan kepala perpustakaan sekolah, kepala suku dinas, kepala seksi, kepala satuan pelaksana pendidikan kecamatan, pengawas SMA di lingkungan suku dinas pendidikan wilayah 2 kota administrasi Jakarta Pusat.
Kepala seksi Dikmen Dr. Saryono meyampaikan bahwa acara ini dihadiri oleh perwakilan lima sekolah yaitu SMAN 68, SMAN 30, SMAN 5, SMAN 7 dan SMAN 77.
“Saat ini sekolah sudah memiliki aplikasi slims dalam pengolahan perpustakaannya dan selanjutnya kami berharap perpustakaan di wilayah DKI Jakarta khususnya di wilayah 2 ini bisa sudah memiliki sebuah aplikasi dalam pengelolaan perpustakaan,” ujar Saryono dalam keterangan rilis Kamis (23/2/23).
Badariyah selaku Plt Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Pusat yang menjadi Keynote Speaker dalam acara tersebut menyatakan dalam pengembangan perpustakaan di era digital dibutuhkan kolaborasi dan inovasi beberapa stekholder.
“Pada tahun ini Sudin wilayah 2 menargetkan inovasi untuk pemerataan penggunaan aplikasi perpustakaan khususnya SMA dapat diakses oleh siswa, guru dan kepala perpustakaan, serta diharapkan dengan pelatahan ini dapat memberikan gambaran pengolahan perpustakaan di era digital saat ini,” ungkap Badariah.
Sementara itu, Syamsul Bahri selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Akutansi Universitas BSI yang juga sebagai Opening Speech dalam acara tersebut menyampaikan perubahan konsep dalam tata kelola perpustakaan menjadi lebih maju lagi.
“Walaupun di era digital keberadaan perpustakaan konvensional tetap masih dibutuhkan, akan tetapi harus memiliki konsep yang berbeda dimana di era saat ini dibuat senyaman mungkin yang menjadikan beda dengan perpustakaan dimasa lalu yang terkesan kuno dan menyeramkan sehingga menarik minat user untuk datang keperpustakaan bisa meningkat,” imbuh Syamsul.
Ria Indriani yang menjadi narasumber mengatakan perpustakaan sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan minat baca siswa, sebagai literasi informasi serta kecerdasan bagi peserta didik dan tenaga pendidikan dalam rangka mendukung tujuan dari pendidikan nasional melalui pelayanan perpustakaan yang berkualitas.
“Tujuan tadi dapat diwujudkan dengan mencipatakan model pelayanan yang optimal yang memadukan konsep perpustakaan digital dengan koleksi konvensional,” ujar Ria.
Baca Juga: Perpustakaan Digital, Sumber Rujukan Mahasiswa Belajar Online
Disisi lain, Ade Suryadi yang juga sebagai narasumber menekankan bahwa dalam membangun sebuah aplikasi perpustakaan dibutuhkannya peran pustakawan dalam menberikan saran apa saja yang akan diolah dan pelayanan apa saja yang harus ada dalam sebuah aplikasi perpustakaan.
“Sebuah aplikasi dikatakan baik apabila, aplikasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakai dan terdapat banyak aplikasi perpustakaan yang open source saat ini yang memudahkan pengelolaan perpustakaan digital,” tandasanya.(RDX)